Green Blog of Exclusive Population of Eleven Science Five
Welcome to Our Blog
KETIKA
Oleh: Atika Prissila
Ketika tangan tak lagi mencipta
Ketika rasa tak lagi peka
Ketika manusia kehilangan akal sehatnya
Ketika itulah terjadi bencana
Ketika itulah terjadi malapetaka
Ketika itulah Tuhan akan murka
Ketika itulah alam akan binasa
Pada akhirnya, penyesalan akan sadarkan seluruhnya
Ketika tangan tak mencipta, tapi merusak !
Ketika rasa tak perduli mulai memuncak !
Ketika kita, manusia berubah menjadi tak berotak !
Kita sadar mengapa terjadi bencana, malapetaka, dan Tuhan menjadi murka,
Kita sadar akan segala kesalahan kita terhadap alam semesta yang menaungi kita
Kita sadar akan kebodohan kita menyia-nyiakan alam semesta
Jeritan Korban Bencana
Oleh : Faris Rafi Almay W.
Tak bisakah kau rasakan perih ini?
Tak cukupkah air mata ini untukmu?
Dengan serakah dan nafsumu kau hancurkan sahabat kami...
Kini ia telah marah...
Ia telah berontak dan bosan dengan semua ini...
Ia tak tahu siapa yang melakukan ini semua...
Hanya kamilah yang merasakan pahit ini...
Kau hanya memikirkan golonganmu, kaummu, dan keluargamu...
Namun kau tak pernah berpikir tentang kami,
Saudara sebangsa dan setanah air...
Kulihat banyak orang yang mengumpulkan dana untuk kami,
namun dimana?
Jutaan, milyaran, bahkan trilyunan !
Dimana itu semua?
Mungkinkah pesawat-pesawat yang membawa bantuan buat kami jatuh semua?
Sehingga keadaan kami sangat kekurangan di sini...
Atau mungkin uang itu ada di saku mereka, yang tidak bertanggung jawab...
Yang tidak pernah iba dengan kepedihan yang kami rasakan...
Kami hanya ingin dihargai sebagai manusia...
Sebagai saudara sebangsa dan setanah air...
Indonesia....
Maafkan Kami
Oleh: Ikhwanul Hafisya
Dulu engkau begitu indah
Setiap pagi ku menghirup udara segarmu
Setiap siang hari ku merasa hangat karna sinarmu
Tapi kini engkau berubah
Semua orang tak memperdulikan engkau lagi
Mereka hanya sibuk dengan dunianya saja
Oh Bumi, maafkan kami
Kami hanya segelintir bagian darimu
Paru- Paruku
Oleh: Ikhwanul Hafisya
Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga
Seratus sudah aku menanammu
Setiap hari aku merawatmu
Kami hidup
Kami sehat
Semua karnamu,
Paru-paruku
Tapi sekarang, mereka kejam denganmu
Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya
Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli mereka hanya untuk uang
Paru-paruku,
Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau
Namaku ALAM
Oleh: M Barkah
Perkenalkan, namaku adalah alam
Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna
Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam
Bukan hanya hewan
Tumbuhan pun merasakan hal yang sama
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku
Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku memberikan oksigen bagi manusia
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan
Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja
Tapi kini
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan
Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang aku berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini
Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini
-1 0 +1
Oleh: M. Barkah
0
Itu adalah aku
Aku adalah seorang manusia
Manusia bisa menjadi pelindung
Dan bisa menjadi perusak
Bagiku 0 bisa menjadi -1
Yaitu pada saat manusia menjadi perusa
Saat manusia mengurangi nilai dari alam
Yaitu sebesar -1
Namun 0 bisa juga menjadi +1
Itu adalah saat manusia bisa menjaga alam
Bisa menciptakan inovasi yang berguna bagi alam
Dan menambah nilai alam menjadi +1
Tapi 0 bisa saja menjadi tetap
Yaitu ketika manusia tetap diam
Dan tak peduli pada apa pun
Semua itu tergantung pada diri kita
Apakah ada kesadaran atau tidak
Si Mesin yang Merusak
Oleh: M. Barkah
Kawan, pernahkah kau bayangkan
Bila saudaramu hilang dan musnah
Sudahlah pasti kau bersedih
Apakah kau tau apa yang dirasakan makhluk dihutan
Yang telah kehilangan banyak teman-temannya
Yang telah punah dari muka bumi
Yang telah diburu oleh manusia tak berakal
Diburu dengan mesin-mesin aneh
Begitu pikir hewan-hewan dan tumbuhan disana
Kawan, tolonglah aku
Mesin ini ingin membunuhku!
Maaf kawan, aku tak bisa menolongmu
Mesin itu terlalu kuat
Dan aku pun bisa ikut terbunuh
Begitulah percakapan antara hewan
Yang kawannya akan terbunuh
Tidak kah kau merasa kasian?
Kau merusaknya tanpa memikirkan mereka!
Pantaslah alam kian menangis
Mimpi Buruk yang Nyata
Oleh: M. Barkah
Aku berjalan dipadang rumput
Dimana hewan – hewan hidup bebas
Tanpa takut apa pun
Disamping kiri kananku ada hutan yang rindang
Membuatku tentram akan kesejukan darinya
Dan tanpa terasa aku pun tertidur
Karna suasananya yang benar – benar tenang dan damai
Tak lama, aku pun tebangun ntah karna apa
Ketika aku bangun, aku binggung dan takut
Dan aku sungguh tak mau melihatnya
Sejenak diriku merasakan bagian kecil
Dari indahnya surga beberapa saat lalu
Tapi sekarang neraka yang ada dihadapanku
Hutan – hutan itu terbakar layaknya neraka kecil
Hewan – hewan berlarian diburu para pemburu
Tak ada lagi sisa kehidupan ditempat itu
Semuanya musnah, rata, tak tersisa
Ini semua, karna ulah manusia yang keji
Masih adakah otak yang kau gunakan
Wahai para pemburu dan penebang liar?!
Sang Pencemar
Oleh: M. Barkah
Asap pembakaran hutan
Asap kendaraan bermotor
Limbah yang mengalir dari pabrik
Gas – gas perusak ozon
Sekarang tenar di kalangan masyarakat
Ketenarannya sampai ketelingaku
Bahkan sampai menggemparkan dunia
Menciptakan sesuatu yang baru
Global warming
Mencemaskan dunia akan ciptaannya itu
Membuat dunia semakin tua Dan semakin cepat musnah
Puisi ini hanyalah untaian singkat kata – kata Yang mungkin bisa merubah dunia
Akan pola pikir mereka yang salah
Assalamu'alaikum wr.wb.
Selamat malam!
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Selamat pagi!
Nantinya blog ini akan kami isi dengan beberapa karya PLH dari teman-teman kami yang lain serta beberapa karya cadangan yang kami berdua buat selain blog ini. Blog ini pada dasarnya dikhususkan bagi siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 8 Pekanbaru (EXPENSIVE), namun bagi semua pengunjung blog kami, kami berikan kebebasan untuk mengirimkan karyanya ke e-mail ini : dhyo18_01@ymail.com
E-mail yang kami terima nantinya akan kami proses agar dapat kami posting-kan pada blog ini.
Terimakasih atas kunjunganya!! Semoga blog ini dapat bermanfaat..
Posted here by : Adriyan Satria
Wp Theme by Promiseringsdesigns | Blogger Template by Anshul
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates